Pemerintah Amerika Serikat meluncurkan inisiatif baru, yang dijuluki “US Tech Force,” yang dirancang untuk merekrut dan menyebarkan AI dan talenta teknologi dengan cepat di seluruh lembaga federal. Langkah ini mengikuti restrukturisasi signifikan selama satu tahun di sektor publik, termasuk pengurangan tenaga kerja dan penutupan kantor, dan bertujuan untuk mengatasi kesenjangan keterampilan yang kritis seiring dengan persaingan Amerika dalam lanskap AI global.
Detail dan Tujuan Program
Program ini, yang diawasi oleh Kantor Manajemen Personalia (OPM), pada awalnya akan berfokus pada penerimaan sekitar 1.000 profesional teknologi mulai pada musim semi 2026. Peran ini akan berkisar dari mengelola sistem keuangan di Departemen Keuangan hingga mempelopori program lanjutan di Departemen Pertahanan. Gaji diproyeksikan akan kompetitif, berkisar antara $150.000 hingga $200.000 per tahun.
Komponen utamanya melibatkan kemitraan dengan raksasa teknologi sektor swasta—Amazon Web Services, Apple, IBM, Meta, Nvidia, OpenAI, dan Oracle—yang memungkinkan karyawan mereka mengambil cuti sementara untuk membimbing peserta. Penerima beasiswa yang menyelesaikan program ini akan memenuhi syarat untuk mendapatkan pertimbangan pekerjaan di perusahaan mitra ini, meskipun tidak ada jaminan perekrutan yang diberikan. Khususnya, peserta tidak diharuskan untuk melakukan divestasi dari kepemilikan saham yang ada selama fellowship.
Konteks: Pergeseran dalam Strategi Teknologi AS
Inisiatif ini mewakili perubahan signifikan dalam pendekatan AS terhadap talenta teknologi. Peluncuran ini dilakukan setelah periode restrukturisasi yang agresif, termasuk pembubaran tim teknologi di lembaga-lembaga seperti Administrasi Jaminan Sosial dan Departemen Pertahanan, yang dipelopori oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE).
Menambah kerumitan, biaya baru sebesar $100.000 yang dikenakan Presiden Trump untuk visa H-1B baru—yang digunakan oleh banyak insinyur dan ilmuwan asing yang dipekerjakan oleh perusahaan teknologi AS—telah menciptakan ketidakpastian bagi talenta internasional. Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft telah memperingatkan karyawannya tentang potensi masalah masuk kembali jika mereka meninggalkan AS.
Mengapa Ini Penting
Program US Tech Force menggarisbawahi semakin pentingnya dominasi AI dalam persaingan global. Upaya pemerintah untuk mempertahankan dan menarik talenta teknologi terbaik menandakan pengakuan bahwa mempertahankan keunggulan dalam AI memerlukan tenaga kerja yang berdedikasi dan terspesialisasi. Ketergantungan program ini pada kemitraan sektor swasta menyoroti kaburnya batas antara pengembangan teknologi pemerintah dan swasta.
Konteks yang lebih luas mengenai restrukturisasi tenaga kerja dan perubahan kebijakan visa menunjukkan bahwa AS berupaya menyeimbangkan kekhawatiran keamanan nasional dengan kebutuhan akan tenaga kerja terampil. Keberhasilan inisiatif ini kemungkinan besar akan bergantung pada kemampuannya untuk menarik dan mempertahankan talenta di pasar global yang sangat kompetitif.
Program ini merupakan langkah berani menuju modernisasi kemampuan teknologi pemerintah AS, namun dampak jangka panjangnya masih belum terlihat.






























