Seminggu terakhir ini terjadi gelombang kebangkrutan yang melanda sektor perangkat keras, dengan perusahaan-perusahaan yang dulunya menjanjikan seperti iRobot (Roomba), Luminar, dan Rad Power Bikes mengajukan keruntuhan finansial. Meskipun masing-masing perusahaan menghadapi tekanan yang berbeda-beda, tren yang lebih luas ini menggarisbawahi kenyataan brutal dalam membangun produk fisik dalam perekonomian global saat ini.
Masalah Inti: Persaingan Global dan Rantai Pasokan
Kegagalan-kegagalan ini bukanlah kejadian yang terisolasi. Industri perangkat keras beroperasi dengan margin yang sangat tipis, dan sangat bergantung pada manufaktur dan rantai pasokan yang efisien. Perusahaan seperti Rad Power Bikes sangat rentan karena ketergantungan mereka pada pemasok Tiongkok, di mana biaya tenaga kerja dan material masih jauh lebih rendah. Ketika ketegangan perdagangan meningkat dan tarif berfluktuasi, keuntungan-keuntungan ini terkikis dengan cepat.
iRobot dan Kesepakatan Amazon yang Bukan
iRobot, pembuat penyedot debu Roomba yang populer, hampir menemukan harapan hidup dalam akuisisi oleh Amazon. Namun, rintangan regulasi menghalangi kesepakatan tersebut, sehingga perusahaan tidak mampu mengamankan skala dan sumber daya yang dibutuhkan untuk bersaing dengan pesaing yang memiliki harga lebih rendah. Hal ini menyoroti bagaimana pengawasan antimonopoli dapat menghambat inovasi dalam perangkat keras, dimana skala ekonomi sangat penting.
Kejatuhan Luminar: Biaya Tinggi, Permintaan Rendah
Luminar, produsen sensor LiDAR untuk kendaraan otonom, menghadapi tantangan berbeda: biaya produksi yang tinggi ditambah dengan adopsi teknologi self-driving yang lebih lambat dari perkiraan. Perusahaan menghabiskan uang tunai dengan cepat sambil menunggu pasar menjadi matang, dan pada akhirnya gagal mendapatkan pendanaan yang cukup untuk bertahan hidup. Hal ini menggambarkan risiko bertaruh besar pada teknologi baru dengan jangka waktu yang tidak pasti.
Apa Artinya bagi Startup Perangkat Keras
Kebangkrutan ini menjadi pelajaran berharga: perangkat keras pada dasarnya berbeda dari perangkat lunak. Produk fisik memerlukan manufaktur padat modal, rantai pasokan yang kompleks, dan toleransi terhadap kekuatan pasar yang tidak dapat diprediksi. Startup harus mencapai skala besar dengan cepat atau menemukan pasar khusus di mana mereka dapat mempertahankan kekuatan harga.
Kegagalan yang terjadi baru-baru ini menunjukkan bahwa startup perangkat keras tidak bisa hanya mengandalkan pendanaan hype atau ventura saja. Mereka membutuhkan model bisnis yang berkelanjutan dan jalur yang jelas menuju profitabilitas dalam lanskap global yang sangat kompetitif.
Kebangkrutan ini merupakan pengingat bahwa bahkan perusahaan perangkat keras yang inovatif pun bisa gagal tanpa menghadapi realitas kompleks di bidang manufaktur, regulasi, dan permintaan pasar.
